Minggu
MASUK ISLAM KARENA MELIHAT SHALAT JAMAAH DI MAKKAH
Ryan – Warga Amerika
Sebut saja namanya Ryan.
Ryanadalah seseorang Amerika Non-Muslim yang saat itu sedang menyaksikan sebuah
program Live (siaran langsung) di sebuah chanel televise. Pada saat itu, spontan
Ryan terbersit rasa kagum yang membuncah. Hatinya bergetar menyaksikan
kerumunan orang-orang di Masjidil Haram, ada lebih dari 3 juta orang pada waktu
itu berkumpul untuk shalat Isya di malam terakhir bulan Ramadhan. Kondisinya
sangat ramai dengan kerumunan orang-orang yang saling hilir mudik tidak
beraturan.
Dia berfikir untuk
merapikan barisan shalat dengan jumlah jamaah sebanyak itu membutuhkan waktu
sekitar 3 jam. Apalagi saat itu Masjidil Haram memiliki 4 tingkat. Jadi
menurutnya Imam Masjid membutuhkan waktu dua belas jam untuk merapikan jamaah
tersebut.
Dia memperhatikan bahwa
jamaah haji tersebut berasal dari berbagai Negara dengan bahasa yang
berbeda-beda. Kemudian dia kembali berfikir kalau demikian merapikn barisan
shalat jamaah tersebut sangat sulit. Kemudian dia berfikir kalau barisan jamaah
shalat tersebut akan tidak mungkin ditertibkan.
Akhirnya waktu shalat
itupun dengan tanda bunyinya suara iqomah. Tampak Sheikh Abdur-Rahman as-Sudais
(imam besar Masjidil Haram pada saat itu) berdiri di posisi paling depan seraya
berkata: “istawu” yang artinya “luruskanlah shaf/barisan kalian masing-masing.”
Maka berdirilah jutaan
jama’ah tersebut dalam shaf-shaf/barisan yang tersusun menjadi rapi, dan
membutuhkan waktu tidak lebih dari dua menit. Spontan Ryan takjub melihat
betapa agungnya agama ini, dengan memiliki sistemnya sendiri. Dipandanginy
layar TV sejenak, dan kemudian ia mengucapkan kalimat syahadat. Sungguh hatinya
bergetar.