Minggu
BISA BERHAJI KARENA RUTIN SHALAT TAHAJUD
“Dulu ayah dan ibu gampang sekali marah-marah ketika ditimpa
suatu masalah sehingga anak-anak sering menjadi pelampiasan,” demikian papar
Fadlan menceritakan kondisi psikologis kedua orang tuanya sebelum rutin
melakukan shalat tahajud.
Kala itu bapak suka menahan marah hingga berefek negatif
kepada kesehatannya. “Tetapi, setelah rutin tahajud, marah pun selalu jadi
guyonan,” katanya.
Tahun 2004, bapak pensiun sebagai jaksa. Setelah pensiun itulah
ia menikmati mengurus Taman Bacaan Al-Qur’an dan banyak. Aku juga rutin
melakukan shalat tahajud dan berpuasa senin-kamis. Setelah rutin tahajud,
keinginan berhaji pun kian kuat. Begitu juga dengan ibu.
Ayah dan ibu pun semakin senang dengan kegiatan sosial,
membantu orang lain dengan menyekolahkan orang-orang sekitar yang tidak kuat
membayar biaya sekolah. Mereka juga sudah sekian lama menyisihkan uang untuk
tabungan hingga akhirnya di tahun 2006, bapak dan ibu bisa berangkat haji.
Setelah kepulangan mereka dari tanah suci, mereka lebih ketat dan disiplin
dalam beribadah, serta mulai berjamaah shalat fardhu secara rutin.
Ibu adalah seoang guru Madrasah di Wonogiri, jawa tengah dan
dipercaya menjadi bendahara sekolah sehingga sering membuat laporan keungan
sampai larut malam, tetapi ibu tidak pernah meninggalkan tahajud.
Kini usia bapak 69 tahun dan ibu 58 tahun. Ibu dua tahun lagi
pensiun. “Hingga kini ibu sering menangis dalam tahajud apalagi kalau melihat
Ka’bah di televisi. Beliau masih sering kangen dengan Tanah Suci dan berharap
suatu saat bisa berkunjung ke sana lagi” Kata Fadlan.
daftar bisnis ustad yusuf mansur
daftar bisnis ustad yusuf mansur