Rabu
REZEKI BESAR SUDAH JAMINAN ALLAH
================================
- AHMAD DHANI Ahmad Dhani adalah salah satu sosok musisi tanah air yang tergolong unik dan nyentrik
- AGNEZMO Agnezmo kembali tampil dalam acara Panasonic Gobel Award
- NAGITA SLAVINA VS AYU TING TING Dunia hiburan masih dihebohkan dengan kabar Raffi Ahmad dan Ayu Ting ting
==================================
Hidup ini pun sebenarnya ada jaminan dari Allah SWT. Ada garansi dari Allah. Allah bilang, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya…” (QS.Huud:6)
Semua makhluk di muka bumi ini
rezekinya dari Allah. Jaminan langsung dari Allah SWT.
Pertanyaannya, kapan jaminan ini
kemudian berlaku dan tidk berlaku?
Nah ini dia. Saudara tuh
sebenarnya ga perlu risau ya soal rezeki. Itu semua udah diatur oleh Allah. Do
your best aja lah. Lakukan yang terbaik saja. Allah akan penuhi semuanya. Seorang
supir taksi begitu saya contohin, punya penghasilan rata-rata per bulan itu 500
ribu dengan lima anak, dua SD, satu SMP, satu SMA dan satu kuliah.
Menurut teori normal, 500 ribu
cukup gak untuk meng-cover dia punya anak? Ga bkal cukup apalagi dia punya
tanggungan mertua, orang tua, dua adik kandung dan dua adik ipar. Ini dalem
banget nih rezeki Allah. Pada saat berposisi seperti ini, semua anggota
keluarga, don’t worry, jangan takut. Kenapa jangan takut? Urusan semua
kebutuhan bukan urusan Kita. Tapi kapan Allah mau bertanggung jawab terhadap
semua anggota keluarga seperti ini? Bilamana semua anggota keluarga ini
memperhatikan juga aturan main garansinya.
Dia berdoa di hadapan Allah,
“rezeki kami bukan karena apa yang kami cari, tapi karena apa yang Kau beri. Ya
Allah, apa yang kami cari paling seberapa sih, ga seberapanya juga dibanding
kebutuhan kami. Hanya Engkau lah ya Allah yang bisa memenuhi kebutuhan kami.”
Yang kaya gini nih yang bikin jaminan Allah berlaku.
Sama halnya dengan garansi barang
yang berlaku kalo ada segel, jminan Allah juga punya segel. Apa saja segelnya?
Coba perhatiin Qur’nnya. Baca surat Fushilaat ayat 30-32.
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelinungmu dalam
kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan
(bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Fushilaat;30-32)
Perhatikan
komponen-komponennya …
Innalladziina qooluu Rabbunallah,
ini penting sekali. Tuhannya siapa? Allah. Dari sini semua beginning-nya. Kalau
yang di andelin adalah 500 ribunya, maka ayat 30-32 ini tidak akan bunyi dalam
kehidupan dia. Dia ngandelin gajinya. Ngandelin kerjaannya, ngandelin perusahaannya,
ngandelin proyeknya, ngandelin temen, ngandelin sahabat, ga bakal kebutuhannya
bisa kepenuhin. Syarat mutlak adalah jangan gantungin kepada ini itu. Tapi pada
apa? Innalladziina Rabbunallah.
Syarat utama jaminan itu terjadi
adalah Tuhan dia Allah SWT.
Kemudian komponen berikutnya
adalah, tsummats taqoomuu, yakni ISTIQOMAH lah. Allah itu segala-galanya buat
kita semua.
Kadang kita juga ada saat-saat
dimana kita ga punya pekerjaan. Ada saat di mana kita ga punya usaha, betul
tidak? Ada saat kita jobless. Kita ilang pekerjaan.
Pada saat seperti itu, siapa yang
saudara gantungkan? Pekerjaan? Orang nyatanya ga ada. Apa yang saudara
gantungkan? Dagangan? Jangankan dagangan, warungnya, tokonya juga kagak ada.
Maka bergantunglah kepada siapa? Kepada yang gak pernah ilang tuh gantungan.
Kepada yang tak pernah tuh senderan. Kepada yang gak pernah menghilang dari
badan kita, dari penglihatan kita, dari pendengaran kita. Selalu nempel dalam
kehidupan kita. Dialah Allah SWT lalu istiqomh lah, teguhkan pendirian, selalu
ada direl Allah.
Kalau ini kemudian dipenuhi sama
kita semua, mka, tatanazzalu ‘alaihimul malaaikah. Maka Allah akan menurunkan malaikatnya.
Ini ayat ga main-min loh, kita aja yang suka ga percaya, ga ngerti, ga faham
dan ga tahu.
Saya sering tuh diledekin sama
temen-temen, “Ustadz, ustadz itu kok terlalu ga masuk akal sih?!”
Kan saya bilang ini 500 ribu itu
penghasilan satu bulan, tapi dia ga pikirin itu penghasilan. Apa yang dia
pikirkan? Kalau keluar bismillah, dia pastikan dia punya taksi bener. Dia
pastikan dia punya penghasiln itu bener. Halal, bukan barang haram. Yang dia
pikirin ketika kemudian jalanin taksiny adalah dia kerja yang bener. Dia
dawamin dhuha, tiap ketemu jam 9 dia cari Allah untuk shalat dhuha. Ini yang
dipikirin. Ketika dapet penumpang di jam 11.30, dia rajin rapatin mobilnya ke
masjid.
Saya sering tuh ngedapetin,
supir-supir taksi yang masya Allah. Suatu ketika di stop sama kita. Buka kaca
kemudian saya Tanya, “mau ke mana pak?”
Ini kejadian yang saya ceritain
sebelum saya jadi Yusuf Mansur yang sekarang. “Mau ke sana.”
Terus dia bilang, “Pak, nanti
dikit lagi dzuhur, boleh ga saya dzuhur dulu?”
Wah … BOs, jangankan Allah yang
ciptain saya, saya aja demen ngeliat tingkah tuh supir. Yang begini ini loh,
yang dimaksud dengan tsummats tqoomu, kemudian istiqomahlah.
Saya ulang dulu apa yang menjadi
syarat berlakunya jaminan Allah. Pertama yakinkan bahwa Tuhan kita adalah
Allah. Ini bukan perkara gampang loh. Di episode ini kita sering gagal tuh.
Kita sering bilang begini, “Lo mesti tahu diri. Bapak lo udah susah. Jangan
punya keinginan macem-macem, udah SMA aja udah bagus.” Kenapa dia punya kalimat
seperti itu? Karena yang diandelin adalah bukan Allah melainkan duit! Kalau
begitu, maka keajaiban ini tidak akan pernah turun.
Saya minta sama Allah kemampuan
diri saya agar bisa membawa saudara semua berkenalan kepada Allah. Otak saudara
terbatas untuk masuk UI, ITB, IPB. Masuk di situ tuh bukan karena otak, karena
Allah.
Nah, udah tau otaknya segitu-gitu
aja, tapi ga dhuha, ga shalat malam, ngandelin kebiasaan, kepintaran. Berapa
banyak sih orang di negeri ini yang pintar lalu kemudian tidak bisa kuliah? Ada
berapa banyak orang di negeri ini yang kaya tapi hidupnya susah? Mulai dari
pisah dengan orang tuanya, pisah dengan istrinya, pisah dengan anak-anaknya,
hidupnya belangsak. Itu karena tuhannya bukan Allah. Kembalilah pada Allah.
Kalau mau jaminan itu datang dari Allah, maka pertanyannya adalah saudara sudah
bertuhan Allah belum? Jangan-jangan belum. Ini yang saya khawatirkan kepada
diri saya dan pada sahabat-sahabat semua.
Allah punya pasukan di langit,
tentara-tentara-Nya Allah. Berupa apa? Berupa malaikat-mlaikat. Kita adalah
makhluk kasar yang tidak diberikan hak, kecuali Allah izinkan tentu saja. Untuk
melihat malaikat Allah, untuk mengerti, merasakan bahwa yang ada di hadapan
kita, di sekeliling kita itu adalah malaikat Allah.
Ketika kemudian ada seorang yang
pamit pada ibunya, “Mak, saya pamit mau pergi kuliah.”
Lalu maknya mendoakan, “Ya nak, mak
doain. Mudah-mudahan kamu diselamatkan Allah SWT.”
Pergilah tuh anak dan hilang dari
peredaran emaknya. Maknya kemudian masuk ke kamar dan mendoakan anaknya. Anak
ini baru sadar kalau dia ga bawa duit dan dalam posisi sudah ada di atas bis.
Pada saat itu doa emaknya bekerja, ketika emaknya sadar, ya Allah saya belum
ngasih duit ke anak saya. Tapi emaknya itu nitip anaknya kepada Allah maka
berlakulah ini. Emaknya ga manggil lagi anaknya. Dia tetep aja istiqomah.
Tuhannya adalah Allah. Bukan duit yang bisa membuat anak ini sampai ke kampus,
tapi Allah. Allah turunkan kemudian malaikat-Nya, Aku akan turunkan kepada
mereka semua, malaikat-malaikat-Ku, kata Allah.
Kenek kemudian mendatangi satu
demi satu penumpang nyampelah kepada kursi si adinda ini. Dia bilang, “Pak saya
ga bawa duit.”
Terus si kenek bilang, “Jangan
bercanda kamu, pagi-pagi minta gratisan.”
“Bener pak, saya ga bawa duit.”
“Kalau ga bawa duit kenapa kamu
duduk? Tahu diri dong. Kalau ga bawa duit kamu berdiri dong.”
Eh di belakang ada yang nepuk
pundak tuh anak, “Mas ga bwa duit?”
“Iya pak.”
“Pak kenek, biar nanti saya yang
bayar.”
Keluarin dompet, kasih 100 ribu.
Saudara tidak diberikan hak untuk
mengetahui bahwa orang yang di belakang ini bisa jadi bukan orang melainkan
malaikat Allah. Atau bahkan bisa jadi kenek ini pun bukan orang. Melainkan
malaikat Allah. Untuk kemudian menunjukkan bahwa ini adalah peristiwa dunia.
Sekali lagi, syarat untuk
mendapatkan perlindungan, penjagaan dan jaminan dari AllahSWT adalah nomor satu
SIAPA TUHANNYA? ALLAH!
Nomor dua kemudian kita
ISTIQOMAH. Engga miring kanan atau miring kiri, lempeng aja udah.
Utang kita, Allah yang nanggung.
Penyakit kita, Allah yang nyembuhin. Modal kita, Allah yang bisa nambahin.
Pekerjaan kita, Allah yang bisa naikin. Dagangan kita, Allah yang bisa naikin.
Don’t worry!
Jangan pernah bilang, “Ya Allah,
kalau ga laku nih, saya ga bisa ngasi anak.” Nah cacat tuh. Harusnya gimana?
Mau laku kek, ga laku kek, itu urusan Allah. Bukan urusan anda.
Doanya gimana? “Ya Allah saya
percaya rezeki adalah rezeki-Mu. Dagangan ini jadikanlah dagangn ibadah
untuk-Mu ya Allah. Saya bawa duit Alhamdulillah, ga bawa duit jangan sampai ya
Allah.”
Allah udah bilang “allaa
takhoofu, eh jangan khawatir, jangan khawatir, ada Aku, ada Allah.”
Wa absyiruu bil jannatilladzii
kuntum tuu’aduun, dan kabarkan dengan surga yang telah dijanjikan Allah padamu.
Surga buat mereka yang punya
utang apa? Ya terbayar utangnya. Surga bagi mereka yang lagi pengen punya anak?
Ya anak. Surga buat mereka yang lagi merindukan jodonya apa? Ya jodoh.
Dalam kasus si supir taksi yang
kemudian saya contohkan ini, betapa para malaikat-malaikat Allah ini bertebaran
di muka bumi tanpa kita kemudian ketahui siapa dia. Perhatikan. Tungku kosong,
magic com atau magic jar juga kosong, persediaan beras kagak ada. Ikan belum
dibeli. Semua duit juga abis. Kira-kira makan gak? Kalau saudara bilang ga
makan karena belum belanja, ga ada tuh cerita Allah di sini?
“Bismillahirrahmaanirraahiim. Ya
Allah, hari ini kita belum belanja. Ya subhanallah lah, mudah-mudahan Engkau
menjamin hidup kami sebagaimana hari-hari yang lalu.”
Allah bilang, jaminan-Ku ga
surut. Bukan berarti kemarin lo dijamin, sekarang engga. Asal hari kemarin anda
beriman, hari ini anda beriman, hari esok anda juga beriman maka jaminan itu
sepanjang masa. Bahkan Allah mengatakan kepada kita semua, jaminan-Ku akan Aku
berikan. Bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Nahnu auliyaa ukum. Lihat! Kami
adalah pelindung kalian semua, penjaga kalian semua, pemenuh segala kebutuhan
kalian semua.
Saat matahari sejengkal dari
kepala. Nahnu auliyaa ukum, kamilah pelindung kalian semua, penjaga, pemenuh
kebutuhan kalian semua. Penolong kalian semua, wakil kalian semua. Fil
hayaatiddunyaa, di kehidupan ini, wa fil aakhirah dan di akhirat nanti.
Begitu si bapak mau jalan, ada
orang berseragam olahraga sama istrinya bawa tentengan nasi uduk papas an di
depan pintu, “Assalamu’alikum.” jawabnya“Wa’alaikumsalam”
Ngobrol kanan, ngobrol kiri, kita
ga tau bos yang datang itu malaikat atau bukan. Ga ada KTM-nya. Saudara tau gak
KTM apa? Kartu Tanda Malaikat! Ga ada! Masa iya orang datang bawa lontong kita
Tanya, “Maaf ya mas, mas ini malaikat bukan?”
Ga perlu juga kita Tanya, yang
penting lontongnya datang. Itu dia maksud-Nya Allah, jaminan Allah tuh ada.
Tapi kalau kemudian ibunya
merengut, anak-anak pada sebel, “Bapak sih miskin. Saya males banget dah.
Mending jadi anaknya Yusuf Mansur. Jadi anak bapak mah begini nih ceritanya.
Pagi kagak makan, malem kagak makan.”
Kenapa anak-anaknya pada susah?
Karena tidak diajarkan bahwa yang memberi makan adalah Allah SWT.
Bilamana saudara adalah seorang
yang lemah, kecil dan diganggu sama orang lain, lalu ada seorang yang jagoan,
seorang yang kaya raya bilang ke saudara, “Siapa yang ganggu lo? Urusan sama
gue.”
Atau saudara kemudian pegang
kartu nama si fulan. Nempelin lambing instansi tertentu, lalu saudara merasannyaman,
tenang, aman karena ada bekingan makhluk. Kenapa kemudian kita tidak merasa
aman dengan bekingan dari Allah?
Kami, kata Allah yang menjadi
pelindung, penolong, pembantu, penyelamat. Walakum, nah ini menarik saudara,
walakum fiih, dan buat kalian semua. Fiihaa itu ke mana larinya? Ke fiddunyaa
ataupun fil aakhirah baik di dunia maupundi akhirat.
Apa yang Allah jamin untuk kita?
“Buat kalian semua adalah apa
yang dibutuhkan oleh kalian semua.” Allah jamin loh apa yang dibutuhkan oleh
kita semua.
“Dan buat kalian semua di dunia
adalah apa yang kalian minta.” (QS. Fushilaat:31)
Apalagi yang masih kurang kalau
apa yang kita butuhkan dan kita inginkan sudah dijamin Allah?
Saya mencoba memahami bahwa
kenapa Allah memberi dua statement ini. Ada yang kita butuhkn lalu Allah jamin,
ada yang kita minta lalu Allah penuhin. Karena kita semua orang pandai meminta
apa yang dia butuhkan.
Kembali kepada kisah supir taksi.
Dia punya penghasilan 500 ribu per bulan dengan lima orang anak, satu orang
istri, orang tua, mertua, dua ipar serta dua adik kandung yang ditanggung.
Tapi benarkah yang nanggung ini
si supir taksi? Bodoh sekali kalu supir taksi ini menanggung ini semua, ga
bakal kuat bos! Jangan kita yang nanggung kebutuhan keluarga kita. Kita punya
diri sendiri aja ga bakal sanggup, Allah aja yang nanggung.
Kapan kemudian Allah mau menanggung kebutuhan keluarga ini?
Bilamana keluarga ini mau menjalankan perintah Allah, menjauhi
larangan-Nya.
Demi Allah, kita bisa hidup bukan
karena kita punya rezeki yang kita cari, tapi kita hidup karena ada Allah SWT.
Ada orang yang mungkin juga
berdoa seperti supir taksi ini, tapi ada juga yang tidak berdoa tapi tetep
Allah kirimkan itu makanan paginya. Sarapan pagi Allah kirimkan. Kenapa?
Walakum fiiha mantasythii anfusukum. Allah akan penuhi apa yang kita butuhin.
Istri bilang kepada suami, “Bang,
saya ngerti abang barangkali ga ada duit. Tapi mudah-mudahan abang bisa bawa
jadi doa. Kita butuh duit bang 900 ribu.”
“Kapan
butuhnya?”
“Hari ini.”
“Buat apa?”
“Buat anak kita
bayaran sekolah bang. Udah dari kemarin loh.”
“Oh gitu ya. Ya
udah nanti Abang doa deh.”
Jalanlah si supir taksi
pagi-pagi. Jam 8 habis dapet satu penumpang, dia mampir transit ke masjid. Dia
shalat dhuha kemudian dia bicara kepada Allah SWT, “Ya Allah, istri saya titip
pesan, agar saya berdoa kepada-Mu ya Allah, saya butuh 900 ribu.”
Saya mau Tanya, supir taksi
duitnya dari mana? Dari penumpang?
Kalau supir taksi duitnya dari
penumpang, begitu ga punya penumpang gimana? Ga punya duit dong.
Dari taksinya?
Salah juga! Kalau taksinya mogok
gimana? Kalau sopir taksinya mogok gimana ceritanya?
Apa jawaban yang paling plek?
Supir taksi dapet duit dari siapa? Dari Allah SWT!
Lihat nih, Allah nih punya
urusan. Begitu shalat dhuha selesai, dia diajak ngobrol sama satu orang kaya.
“Pak rajin amat pagi-pagi udah
shalat dhuha. Ga narik?”
“Udah, udah narik. Udah dapet satu
orang tuh tadi.”
“Saya mau bagi sedekah nih. Ada
keperluan apa hari ini?”
“Ya Allah pak, kalau ga ditanya
saya ga bakal ngomong nih.”
“Bener pak, ngomong aja. Lagi ada
kebutuhan apa?”
“Saya lagi butuh duit 900 ribu
pak, buat kuliah anak saya.”
Buka dompetlah orang kaya itu.
Dia kasih duitny ke supir taksi tadi, “Ini buat bapak.”
Orang yang tadi ditemui pada saat
shalat dhuha itu belum tentu dia manusia. Bisa jadi dari golongan malaikat,
atau bisa jadi juga memang dari golongan manusia tapi siapa juga yang
menggerakkan? Allah SWT. Ini dia!
Allah udah bilang, jangan takut,
jangan khawatir, jangan sedih, jangan kebanyakan mikir. Balikin aja ke Allah,
Allah akan turunin malaikat-malaikat-Nya sehingga kemudian kita dapat
jannah-Nya.
Selanjutnya apa kata Allah?
“Semua adalah Allah yang
menghidupkan.” QS. Fushilaat :32
Tapi ingat saaudara, tuhannya
harus benar-benar Allah dulu. Kalau bukan Allah, ga bakal ketemu. Dan saudara
harus latihan, harus latihan. Sekali-kali kosongin dompet lah. Supaya apa?
Supaya kita insyaf, bahwa yang kita butuhin bukan duit, tapi Allah SWT!
daftar bisnis ustad yusuf mansur
daftar bisnis ustad yusuf mansur